Kompasberita.com-Kuala Lumpur | Dalam rangkaian kegiatan Forhati go International ke Penang-Kuala Lumpur Malaysia, Forhati Sumut menyempatkan berkunjung ke Sanggar Bimbingan Kamus, Gombak Utara Kuala Lumpur Malaysia di Loot 6271-110A, Jalan Gombak Batu 8, 3/4 53100 wilayah persekutuan Kuala Lumpur.
Sanggar yang berdiri sejak 31 Juli 2022 merupakan sekolah khusus diperuntukkan bagi anak anak Indonesia yang tidak mendapatkan akses pendidikan di Malaysia khususnya sekitar daerah Gombak Kuala Lumpur. Ayah dan ibu mereka sebagai pendatang tidak resmi, sehingga anak mereka tidak memiliki data kependudukan.
Pendiri Sanggar belajar ini Ustaz Ikhwanuddin Abdul Majid dan Ustaz H Muhammad Rifa'i Lubis SPsi didampingi guru pengajar Dahlia binti Salam SPsi, menyampaikan, sanggar belajar mendapat dukungan dari Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI).
Bertujuan sebagai alternatif layanan pendidikan gratis bagi anak-anak pekerja migran Indonesia (PMI), sehingga mereka pulang ke tanah air dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.
Ikhwanuddin Abdul Majid sebagai koordinator sanggar belajar menjelaskan, sudah 40 murid terdata, anak PMI yang lahir di Malaysia dan mereka tidak dapat bersekolah di Sekolah Kerajaan Malaysia.
“Dan masih banyak lagi yang anak-anak kita yang bebas berkeliaran sementara orang tuanya belum memiliki kesadaran untuk menyekolahkan anaknya,” sebut Ikhwan.
Pada 2024 ini sudah 8 anak yang lulus sekolah dasar, 6 peserta didik yang melanjutkan ke jenjang SMP di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur, sementara sebagai pengajar mereka berlatarbelakang mahasiswa yang kuliah di Malaysia.
Harapan kami, kata Ikhwan, bisa membebaskan biaya sekolah mereka, namun belum bisa dilaksanakan karena kami masih membutuhkan donatur tetap.
“Kami akan terus berupaya untuk mencari sumber dana untuk operasional sanggar bimbingan ini seperti honor guru, kelengkapan alat tulis, penyediaan buku bacaan, bahkan menyiapkan paspor mereka, maka kami membutuhkan donatur tetap, agar sanggar belajar ini dapat bertahan,” kata Ikhwan.
Sementara, Koordinator Presidium Forhati Sumur, Serasi Malem Sitepu SPd yang akrab disapa Asih bersama Presidium lainnya Yenny Susanti Siregar ST merasa terharu dengan kondisi anak didik yang tidak memiliki data kependudukan, tidak mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua mereka yang pergi bekerja masih gelap dan pulang kerja juga sudah gelap hari bahkan sebagian dari orang tua mereka menyerahkan anaknya agar dapat diadopsi dan disekolahkan yang layak di Indonesia.
“Kita di tanah air selalu menanamkan nasionalisme kepada anak didik sejak dini, karena sebagian dari kita pengurus sebagai guru maupun dosen, kita selalu menanamkan rasa cinta kepada negara Indonesia.
“Di sisi lain, masih banyak anak-anak Indonesia yang ternyata belum pernah melihat rupa tanah airnya sendiri, namun syukurnya ada Sanggar Belajar Kamus ini yang ikhlas terus menerus mengajarkan anak-anak disini untuk mengenal negaranya, bahasa bahkan ragam kebudayaan Indonesia,” kata Asih.
Forhati Sumut turut juga membantu memberikan sumbangan untuk guru pengajar dan cenderamata kepada peserta didik di Sanggar Belajar Kamus.
“Semoga ada orang baik yang membantu Sanggar Belajar Kamus ini, sehingga sanggar ini dapat bertahan dan terus membimbing anak-anak Indonesia yang butuh mendapatkan pendidikan yang layak dengan mengenal negaranya dan tumbuh rasa cinta kepada tanah airnya,” harap Asih.
Kunjungan Forhati di Sanggar Bimbingan Kamus dimulai dari silaturahmi pengurus Forhati dengan pengurus Sanggar Bimbingan Kamus, selanjutnya Forhati membuat kegiatan literasi berupa permainan edukasi, tanya jawab tentang keindonesiaan yang dipimpin Eni Rismawati SPd dan Rifdah Armen SPd.
Selain itu, Forhati juga turut membantu menyumbangkan donasi untuk guru pengajar Sanggar Belajar Bimbingan Kamus.
Turut hadir pengurus dalam kunjungan tersebut, Edowati Istanti SSos, Farida Hanum SH, Dwi Murce Suwarni SH, Zulfa Khairina SE MSi, Rahmadhani Muharni SE dan Ferawati Nasution SPd.(AS)