Kompasberita.com-Medan | Asian Agri, menggelar buka puasa bersama media di Hotel Karibia, Medan, Sumatera Utara, Kamis, 5 Maret 2025.
Kegiatan ini merupakan bentuk apresiasi Asian Agri kepada media yang selama ini berperan penting dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat luas.
Menurut Herman Sembiring, acara berbuka puasa ini memiliki makna sangat penting, karena media dan perusahaan saling mendukung dalam ekosistem dunia usaha. Sinergi antara keduanya adalah kunci untuk kemajuan dan keberlanjutan.
Sembiring berharap, acara ini dapat memperkuat dan mengembangkan hubungan baik yang telah terjalin. Pada kesempatan ini kami ingin menjelaskan peran Asian Agri dalam mendukung industri kelapa sawit melalui inovasi bibit unggul Topaz.
“Topaz adalah bibit pilihan yang telah teruji dan terbukti dapat meningkatkan produktivitas pohon kelapa sawit,” kata Regional Head Sumatera Utara, Herman Sembiring.
War Djamil, jurnalis senior sekaligus pemegang kartu pers utama, mewakili insan pers menjelaskan, media tetap akan selalu mendukung perusahaan swasta untuk memberikan informasi yang bermanfaat kepada masyarakat, karena perusahaan-perusahaan inilah yang membantu menghasilkan devisa dan juga menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat.
Head of Plant Breeding Asian Agri, Yopy Dedywiryanto menjelaskan, benih Topaz adalah produk kelapa sawit unggul hasil riset bertahun-tahun dari Asian Agri yang terbukti meningkatkan produktivitas pohon kelapa sawit.
“Asian Agri selalu berkomitmen untuk memberikan yang terbaik dan menjadi perusahaan perkebunan yang berkelanjutan. Untuk itu, kami fokus pada riset dan pengembangan untuk mendapatkan praktik budidaya dan bahan tanam terbaik. Pada 1989, fasilitas Research & Development didirikan di Tebing Tinggi, dengan tujuan untuk mendapatkan standar praktik budidaya terbaik.
Kemudian, di 1992, Asian Agri melalui Oil Palm Research Station (OPRS) melakukan seleksi indukan Dura dan Pisifera terbaik dari Costa Rica untuk mendapatkan bahan tanam unggul terbaik.
Keunggulan Benih Topaz dapat terlihat pada saat merilis empat varietas pada 2004, yaitu Topaz 1, Topaz 2, Topaz 3, dan Topaz 4, yang berdasarkan pengujian multi-lokasi di Sumatera Utara dan Riau, dengan tiga jenis tanah berbeda, mampu berproduksi tinggi. ‘Karena itu, Benih Topaz mampu beradaptasi dengan baik di berbagai lokasi di Indonesia,” ujarnya.
Selanjutnya pengujian tersebut tidak berhenti sampai generasi 1 saja. “Kami tetap melakukan pengujian hingga ke generasi 2 yang merupakan keturunan langsung dari indukan yang tertanam di OPRS Topaz pada 1996.
Berdasarkan pengujian generasi dua yang komprehensif dan intensif, saat ini Topaz hanya memproduksi persilangan-persilangan telah teruji dan terbukti dapat menghasilkan 24 ton Tandan Buah Sawit (TBS) di Tahun Menghasilkan (TM) 1, rata-rata 38 ton TBS pada TM 3 s/d TM 6 dan Oil Extraction Rate (OER) 29% dengan potensi Crude Palm Oil (CPO) lebih dari 10 ton/ha.
Kemudian sebagai komitmen perusahaan untuk memberikan yang terbaik bagi pelanggan, maka pada 2019, OPRS merilis Varietas DxP Topaz GT berdasarkan pengujian dengan penggunaan isolat Ganoderma yang paling agresif sehingga Topaz GT dapat beradaptasi lebih baik pada daerah dengan tingkat serangan Ganoderma yang tinggi,” ujarnya.
Selanjutnya Yopy juga menjelaskan, awalnya bibit Topaz lebih banyak ditanam oleh petani-petani kelapa sawit swadaya, dan dari petani sawit swadaya inilah bibit Topaz dikenal luas.
“Jadi petani yang telah menanam Topaz akan merasa sangat puas dengan hasil yang didapatkannya. Apalagi jika bermitra dengan Asian Agri, maka petani mendapatkan bimbingan Praktik Pengelolaan Terbaik dari perusahaan,” sebutnya.
Salah seorang petani kelapa sawit dari Desa Aek Songsongan, Kecamatan Songsongan, Kabupaten Asahan, Sumatra Utara, Riko Simamora, mengungkapkan pengalamannya menggunakan Benih Topaz.
Menentukan bibit berkualitas sangat penting untuk hasil panen optimal. Sebelum menjadi petani kelapa sawit, saya bekerja di perusahaan perkebunan dan melihat berbagai jenis bibit unggul yang digunakan.
“Dari data produksi, saya perhatikan bahwa bibit Topaz dari Asian Agri menghasilkan lebih tinggi dibandingkan yang lain. Di usia 33 bulan, dengan hanya mengaplikasikan setengah dosis pupuk yang direkomendasikan Asian Agri, kebun tersebut sudah dapat menghasilkan 1 ton/ha/bulan. Ini menunjukkan peningkatan produksi yang signifikan dengan benih Topaz,” jelas Riko.
Kemudian, pada 2018, Riko memutuskan untuk menjadi petani kelapa sawit dengan mengelola kebun pribadinya dengan menggunakan benih Topaz. Saat memulai kebun pribadi, dia sudah tahu bahwa Topaz adalah bibit unggul dengan produktivitas tinggi.
Namun, sempat ragu karena ada varietas Topaz yang buahnya berwarna hijau, dikenal sebagai ‘buah Malaysia'. Dia khawatir sulit dijual. Tetapi setelah mendapat jaminan penerimaan dari produsen, Asian Agri, Riko yakin dan melanjutkan penanaman Topaz.
“Setelah saya tanam, hasilnya sangat memuaskan karena diusia sekitar 33 bulan, menghasilkan 1 ton/ hektar/ bulan, dengan TM 2 sekitar 1,8 ton/hektar/ bulan dan TM 5 sekitar 2,2 ton/hektar/bulan,” kata Riko.
Hal ini juga dijelaskan oleh Yopy, bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan baik dari faktor produksi TBS dan rendemen minyak antara buah hijau (Virescence) dan buah hitam (Nigrescence).
Tentang Asian Agri
Didirikan pada tahun 1979, Asian Agri merupakan salah satu perusahaan kelapa sawit terkemuka di Indonesia, yang telah mengelola lebih dari 100.000 hektare perkebunan kelapa sawit dan mempekerjakan lebih dari 20.000 orang.
Sebagai pelopor Program Inti Perkebunan Rakyat Transmigrasi (PIR-Trans) bersama pemerintah Indonesia, Asian Agri telah bermitra dengan 30.000 petani plasma di Riau dan Jambi, yang secara kolektif mengelola 60.000 hektare perkebunan kelapa sawit. Perusahaan ini juga menjalin kemitraan dengan petani swadaya untuk meningkatkan kesejahteraan mereka dan mendorong pertumbuhan sosial ekonomi.
Lewat komitmen terhadap praktik berkelanjutan, Asian Agri menjunjung tinggi kebijakan tanpa pembakaran dan menerapkan praktik-praktik terbaik perkebunan untuk membantu petani plasma meningkatkan produktivitas, hasil panen, dan ketertelusuran rantai pasok, serta mendukung perjalanan mereka menuju sertifikasi.
Pabrik Asian Agri memanfaatkan teknologi canggih dan energi hijau yang dihasilkan sendiri untuk meminimalkan emisi gas rumah kaca.
Perkebunan Asian Agri, serta perkebunan petani plasma, sepenuhnya bersertifikat Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) dan International Sustainability & Carbon Certification (ISCC), yang menggarisbawahi komitmen perusahaan terhadap produksi minyak sawit yang bertanggungjawab dan berkelanjutan.(Ujung)